- Tanaman baru mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya.
- Tanaman asal stek dapat ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal stek tidak mempunyai akar tunggang.
- Perbanyakan tanaman buah dengan stek merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan.
- Stek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
Sedangkan potensi kerugian bibit dari stek adalah:
- Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadi mudah roboh.
- Apabila musim kemarau pan-jang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan.
Cara perbanyakan tanaman dengan teknik stek dapat dilakukan melalui stek batang, stek akar dan stek daun.
1) Stek Batang
Bakalan stek diambil dari batang atau cabang pohon induk yang
akan diperbanyak dan pemotongan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi
hari. Gunting stek yang digunakan harus tajam agar bekas potongan rapi.
Bila kurang tajam batang akan rusak atau memar. Hal ini mengundang bibit
penyakit masuk ke bagian yang memar, sehingga bisa menyebabkan
pembusukkan pangkal stek. Pada saat mengambil stek batang, pohon induk
harus dalam keadaan sehat dan tidak sedang bertunas.
Yang dijadikan stek biasanya adalah bagian pangkal dari cabang.
Pemotongan cabang diatur kira-kira 0.5cm di bawah mata tunas yang paling
bawah dan untuk ujung bagian atas sejauh 1 cm dari mata tunas yang
paling atas. Kondisi daun pada cabang yang hendak diambil sebaiknya
berwarna hijau tua. Dengan demikian seluruh daun dapat
melakukan fotosintesis yang akan menghasilkan zat makanan dan
karbohidrat. Zat hasil fotosintesis akan disimpan dalam
organ penyimpanan, antara lain di batang. Karbohidrat pada batang
berperan sangat penting yaitu sebagai sumber energi yang dibutuhkan pada
waktu pembentukan akar baru.
Ukuran besar cabang yang diambil cukup sebesar kelingking.
Diameter sekitar 1 cm dengan panjang antara 10-15 cm. Cabang tersebut
memiliki 3-4 mata tunas. Kondisi batang pada saat pengambilan berada
dalam keadaan setengah tua dengan warna kulit batang biasanya coklat
muda. Pada saat ini kandungan karbohidrat dan auxin (hormon pertumbuhan
akar) pada batang cukup memadai untuk menunjang terjadinya perakaran
stek. Pada batang yang masih muda, kandungan karbohidrat rendah tetapi
hormonnya cukup tinggi. Biasanya pada kasus ini hasil stekan akan tumbuh
tunas terlebih dahulu, padahal stek yang baik harus tumbuh akar dulu.
Oleh karena itu, stek yang berasal dari batang yang muda sering gagal.
Stek tanaman ada yang mudah berakar dan ada juga yang sulit berakar. Untuk tanaman yang mudah berakar
seperti pada anggur, maka stek bisa langsung disemaikan setelah
dipotong dari pohon induknya. Tetapi untuk tanaman yang sulit berakar,
sebaiknya sebelum stek disemai dilakukan dulu pengeratan batang. Selain
itu, pemberian hormon tumbuh dapat membantu pertumbuhan akar.
2) Stek akar
Cara penyetekan ini menggunakan bagian akar sebagai sarana
perbanyakan tanaman. Pada stek batang, tunas keluar dari mata tunas.
Pada stek akar tunas akan keluar dari bagian akar yang
mulamula berbentuk seperti bintil. Bisa juga dari bekas potongannya yang
mula-mula membentuk kalus. Dari kalus ini berubah menjadi tunas atau
akar. Ada beberapa jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara stek
akar, antara lain jambu biji, sukun, jeruk dan kesemek. Bahan stek akar
harus diambil dengan cara menggali lubang di sekeliling pokok pohon
induk. Pada akar lateral yang terpotong, akan tumbuh akar yang tumbuh ke
arah samping sejajar dengan permukaan tanah. Pilihlah akar
yang berdiameter sekitar 1 cm. Setelah akar diambil, lubang ditutup
kembali. Akar tanaman dipotong-potong dengan panjang antara 5-10cm. Pada
waktu memotong akar, harus diperhatikan agar bagian akar yang dekat
dengan pohon atau pangkal akar dipotong secara serong. Bagian dekat
ujung akar dipotong secara datar atau lurus. Hal ini diperlukan sebagai
tanda agar pada waktu menyemai posisinya tidak terbalik.
Media penyemaian stek akar bisa dari pasir. Penyemaian bisa dilakukan di dalam kotak kayu atau di bedeng
persemaian. Stek disemaikan dengan cara tegak atau berdiri, atau dapat
juga dengan dibaringkan. Untuk penyemaian posisi tegak, jarak yang
direkomndasikan adalah 5x5 cm. Bagian pangkal yang dibenamkan ke dalam
media kira-kira 3 cm atau setengah dari panjang stek.
Bila penyemaian dengan dibaringkan, maka stek disusun dalam
barisan. Jaraknya 5 cm antar barisan, kemudian stek di tutup pasir,
sehingga stek berada pada kedalaman 1,5-2 cm di bawah permukaan media.
Setelah 3-4 minggu stek akan bertunas dan berakar. Stek bisa dipindahkan
ke polybag setelah lebih kurang 2 bulan. Selanjutnya disimpan di bawah
naungan sampai berumur sekitar 6 bulan.
3) Mempercepat pertumbuhan akar pada stek
a) Pengeratan (girdling) pada batang
Penimbunan karbohidrat pada cabang pohon induk yang akan dijadikan stek
dapat dilakukan dengan cara pengeratan kulit kayu sekeliling
cabang dibuang secara melingkar. Lebar lingkaran sekitar 2 cm. Jarak
dari ujung cabang ke batas keratan kira-kira 40 cm. Biarkan cabang yang
sudah dikerat selama 2-4 minggu. Pada dasar keratan akan tampak benjolan
atau kalus. Pada benjolan inilah terjadi penumpukan karbohidrat yang
berfungsi sebagai sumber tenaga pada saat pembentukan akar dan hormon
auksin yang dibuat di daun. Setelah terlihat benjolan barulah cabang
dapat dipotong dari induknya. Bagian pangkal cabang sepanjang 20 cm bisa
dijadikan sebagai stek.
b) Penggunaan hormon tumbuh
Hormon auksin bertindak seba-gai pendorong awal proses inisiasi
atau terjadinya akar. Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon,
yaitu auksin endogen, akan tetapi banyaknya auksin yang dihasilkan belum
cukup memadai untuk mendorong pembentukan akar. Tambahan auksin dari
luar diperlukan untuk memacu perakaran stek.
(1) Cara celup cepat (quick dip)
- Pada cara ini hormon auksin dilarutkan ke dalam alkohol 50%. Kemudian tambahkan air sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan. Jenis hormon auksinnya bisa IBA, IAA atau NAA (berbentuk serbuk).
- Konsentrasi yang digunakan berkisar antara 500-10.000 ppm, tergantung jenis hormon dan jenis tanamannya. Atau lebih mudahnya menggunakan hormon tumbuh yang sudah siap untuk digunakan yang banyak dijual di toko pertanian, seperti Atonik atau Liquinox Start dengan dosis 100-200 cc per 1 liter air (1 sendok makan = 10 cc).
- Batang-batang stek yang akan diberi hormon disatukan. Bisa dengan diikat menggunakan tali plastik atau karet gelang. Selanjutnya bagian pangkalnya sekitar 2 cm dicelupkan selama 5 detik ke dalam larutan hormon.
Cara celup ini mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:
Peralatan yang digunakan lebih sedikit bila dibandingkan dengan cara
perendaman. Larutan yang sama bisa digunakan berulang-ulang. Yang
penting setelah digunakan, larutan ditutup kembali agar alkoholnya tidak
menguap. Naik turunnya penyerapan hormon tidak akan terjadi pada waktu
pencelupan. Dengan demikian, banyaknya hormon per satuan luas permukaan
akan tetap, tidak tergantung keadaan lingkungan.
(2) Cara rendam (prolonged soaking)
- Mula-mula auksin (berbentuk serbuk) dilarutkan dalam alkohol 95%. Kemudian ditambahkan air sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan. Konsentrasi auksin yang digunakan berkisar antara 5-100 ppm, tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Umumnya untuk penyetekan tanaman buah digunakan konsentrasi 100 ppm dengan lama perendaman 1-2 jam. Bisa juga dengan konsentrasi 5 ppm, tetapi waktu perendamannya lama, yaitu 10-24 jam.
- Untuk lebih memudahkan dapat menggunakan hormon tumbuh yang sudah siap pakai dan banyak dijual di toko pertanian, seperti Atonik atau Liquinox Start dengan dosis 1-2 cc per 1 liter air (1 sendok makan = 10 cc).
- Jadi perbandingan dosis auk-sin pada pencelupan dan pe-rendaman adalah 100 : 1.
Cara perendaman sebagai berikut. Batang stek direndam dalam
larutan auksin kira-kira 2 cm dari bagian pangkal. Agar penyerapan
auksin berlangsung dengan baik, lama perendaman disesuaikan dengan
konsentrasi larutan. Perendaman dilakukan ditempat yang teduh dan agak
lembab. Hal ini berguna agar penyerapan hormon berjalan teratur, tidak
kurang karena pengaruh lingkungan.
(3) Cara pemberian dengan tepung tepung (powder)
- Mula-mula auksin dilarutkan dalam alkohol 95%. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan talek atau tepung sesuai dengan konsentrasi yang digunakan. Konsentrasi berkisar antara 1.000-5.000 ppm tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Pelarut Alkohol diupayakan untuk diuapkan. Cara pemakaiannya adalah sebagai berikut: basahi pangkal stek dengan air, kemudian disentuhkan ke dalam tepung. Pangkal stek kemudian diketuk-ketuk agar auksin yang melekat tidak berlebihan. Setelah itu stek dapat disemaikan dalam media.
- Pada setiap cara diatas konsentrasi dibuat berdasar-kan ppm. Pengertian ppm (part per million) artinya 1 bagian hormon dalam sejuta bagian pelarut atau tepung. Jadi jika akan membuat larutan dengan konsentrasi 1.000 ppm, maka 1.000 mg hormon dilarutkan dalam 1.000.000 mg pelarut, atau 1 gr hormon ke dalam 1 kg pelarut.
- Pembuatan tepung dengan konsentrasi 1.000 ppm dengan cara melarutkan 1 gr hormon dalam 500- 1.000 cc alkohol 95%. Setelah diaduk sampai rata, masukkan 1 kg tepung (talc) dan diaduk kembali. Selanjutnya tepung tersebut dikeringkan sampai seluruh alkoholnya menguap.
- Untuk proses yang lebih mudah dapat menggunakan hormon tumbuh auksin yang sudah siap digunakan dan banyak dijual di toko pertanian dalam bentuk serbuk dengan berbagi merek dagang.
4) Persemaian stek
Stek yang sudah diberi perlakuan hormon penumbuh akar siap
untuk disemaikan. Untuk itu perlu menyediakan tempat yang kondisinya
sesuai. Usaha untuk menumbuhkan stek perlu dilakukan pada lingkungan
yang mempunyai cahaya baur atau terpencar (difusi). Kelembaban udara
sebaiknya tinggi, sekitar 70-90%, Suhu mendekati suhu kamar, 25-27oC. Selain
itu dalam pembentukan akar stek diperlukan oksigen yang cukup.
Oleh karena itu media yang digunakan harus cukup gembur, sehingga
aerasinya baik.
Penyemaian dalam kotak kayu dilakukan dengan rangkaian sebagai berikut. Kotak kayu untuk menyemaikan
stek bisa dibuat dari papan dengan ukuran panjang 80-100 cm, lebar
40-50 cm dan tinggi 20-30 cm. Ukuran kotak bisa lebih besar atau lebih
kecil, disesuaikan dengan banyaknya stek yang akan disemaikan. Untuk
lebih praktis dapat juga digunakan kotak plastik (box semai) dengan
ukuran panjang 35-40 cm, lebar 25-30 cm dan tinggi 10-15 cm yang banyak
dijual di toko pertanian. Media tumbuh dapat menggunakan pasir,
atau menggunakan campuran pasir dengan sekam padi dengan perbandingan
2:1. Media tersebut dimasukkan ke dalam kotak kayu. Tebal lapisan media
antara 10-15 cm.
Lakukan penyiraman dengan gembor, sehingga permukaan media turun dan
kompak. Sebelum stek disemai, terlebih dahulu dibuat lubang-lubang kecil
pada media. Turus bambu yang dibulatkan bisa dipakai atau dapat pula
dengan ranting pohon sebesar pensil. Perkirakan jarak lubang sekitar 5x5
cm dan dalamnya sekitar 5-7,5 cm atau setengah dari panjang stek.
Setelah itu baru bagian pangkal stek dimasukkan ke dalam lubang. Bagian
media di sekitar stek ditekan perlahan-lahan agar posisi stek tidak
goyah. Selanjutnya persemaian disiram lagi. Kotak kemudian
ditutup dengan lembar plastik bening atau transparan. Sebaiknya kotak
di-taruh pada tempat yang terlindung dari teriknya sinar matahari.
Penyiraman persemaian harus dilakukan setiap hari sekali atau tergantung keadaan. Yang penting media persemaian selalu dalam kondisi basah. Setelah 2-3 bulan stek sudah mulai berakar, tunggu beberapa hari lagi sampai kelihatannya berwarna coklat dan stek sudah dapat dipindahkan ke dalam polybag. Cungkil stek dengan bilah bambu secara hati-hati agar perakarannya tidak menjadi rusak.
Persemaian di bedengan dilakukan sebagai berikut. Apabila batang stek yang akan kita semaikan jumlahnya
banyak maka penyemaian bisa dilakukan dalam bedengan. Bedengan dibuat dengan arah Utara-Selatan agar stek bisa menerima matahari secara baik. Lahan yang akan dibuat bedengan dicangkul sedalam 25-30 cm (sedalam mata cangkul). Ukuran bedengan dibuat selebar 80-100 cm dengan panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk menghindari adanya tanah yang longsor tepi bedengan bisa dihalangi dengan bilah bambu atau batu bata.
Bedengan perlu dilengkapi dengan naungan untuk melindungi bibit dari sengatan matahari yang berlebihan. Naungan yang bisa terbuat dari daun kelapa, daun alang-alang atau jerami padi. Jika ingin menggunakan naungan dari paranet gunakanlah paranet tipe 75% (sinar yang masuk ke bedengan sebesar 25%). Tanah lapisan atas ditaburi pasir setebal lebih kurang 5 cm. Lakukan penyiraman agar media basah. Setelah itu batang stek bisa ditancapkan. Jarak stek yang disemaikan ialah 5x5 cm. Untuk menjaga agar kelembaban di sekitar stek menjadi tinggi, bedengan disungkup dengan plastik transparan.
Setelah ukuran stek memenuhi standar dan mempunyai akar, maka stek harus disapih/transplanting. Standar stek yang siap disapih adalah mempunyai 4-6 daun baru yang sudah mekar dengan sempurna (daun-daun sudah mendapatkan nutrisi dari akar baru yang sudah tumbuh).
- Siapkan polybag sesuai dengan ukuran stek (diamter 10-20 cm).
- Siapkan media pembibitan dengan komposisi tanah dengan kompos 1:1.
- Isi polybag dengan media tanam yang telah disiapkan dan buatlah lubang tanam yang sesuai dengan ukuran bibit stek.
- Pindahkan bibit stek dengan cara mengambil stek beserta akar bibit dan sedikit media stek, lalu benamkan bibit stek dengan hati-hati pada media tanam dan timbuh bibit stek dengan media tanam yang telah disiapkan kemudian lakukan pemadatan seperlunya agar stek berdiri dengan tegak.
- Pindahkan polybag stek ke bangunan pembibitan yang bernaungan/ rumah plastik/ rumah kaca.
- Lakukan pemeliharaan stek dengan cara menyiram , memupuk, mengendalikan OPT dan memberi air (jika perlu) sampai dengan stek cukup besar ukurannya dan siap untuk dipasarkan.
Persiapan penanaman stek: A. Menyiapkan alat, B. Menyiapkan bahan, C. Menyiapkan sungkup, D.Menyiapkan media, E. Menyiapkan bahan stek , F. Memangkas daun |
G.Memelihara stek, H.Memeriksa pertumbuhan akar dari bibit yang berasal dari stek, I.Hasil penyetekan, J.Bunga mawar hasil stek batang siap jual |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar